KREATIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DINIYAH SALAFIYAH WALISONGO PONTIANAK
DOI:
https://doi.org/10.53625/jpdsh.v1i4.1579Keywords:
Kreativitas; Kepemimpinan; Kepala Madrasah DiniyahAbstract
Madrasah diniyah merupakan proses pendidikan keagamaan yang ada disetiap pondok pesantren, maka kami tertarik untuk melakukan observasi dan penelitian tentang kegiatan pendidikan madrasah diniyah yang dilaksanakan setiap hari di pondok pesantren walisongo pontianak. Hasil penelitian ini menghasilkan bahwa kegiatan belajar mengajar di madrasah diniyah walisongo pontianak memiliki kreativitas khusus yang diterapkan setiap harinya yaitu semua murid sebelum masuk madrasah harus mengikuti baris-berbaris dihalaman madrasah yang langsung di dampingi oleh semua guru madrasah dan keamanan pondok pesanren, tujuan baris berbaris adalah agar tercipta semangat dan kesiapan murid untuk mengikuti pelajaran di kelas masing-masing, kelebihan pada saat berlangsungnya baris-berbaris semua murid dan guru membaca doa secara bersama-sama yang di pimpin langsung oleh guru pendamping. Selain itu kreatifitas pembentukan karakter disiplin murid selalu diperhatikan agar menjadi sifat mulia pada dirinya sendiri dengan cara jam 08.00 semua murid sudah ada dalam kelas seraya menanti kedatangan guru, tentu persiapan sebelumnya sudah amat diperhitungkan, dari persiapan mandi, sarapan, yang dilanjut dengan baris berbaris. Begitu juga murid diharuskan melakukan sholat dhuha sebelum melakukan baris-berbaris dengan tujuan tercipta suasana religius sebelum masuk kelas. Kreativitas selanjutnya adalah kreativitas eksrakurikuler yang dibuat dan dilaksanakan dengan bentuk nuansa keagamaan seperti pelatihan tayammum, tajhizul mayyit, praktik wudlu dan pelatihan lainnya yang di bimbing langsung oleh guru madrasah. Menjadi sorot perhatian juga dalam kreativitas kepala madrasah dengan diadakan pelatihan tilawah yang dibimbing oleh tenaga pengajar tinkat nasional. Kreativitas kepala madrasah atau guru madrasah bertujuan agar murid-muridnya merasakan senang dan semangat ketika mengikuti proses pembelajaran kitab-kitab klasik, kendatipun ditinjau dari mata pelajarannya membutuhkan keseriusan dan kesungguhan khusus karena kitab-kitabnya adalah kitab klasik yang sebagian santri kuno menyebutnya dengan kitab kuning atau disebut dengan kitab gundul yang tidak memiliki harkat dan arti seperti kitab fiqih (mabadi al-fiqhiyah, safinah an-najah, fathul qarib, fathu al-mu’in), kitab nahwu dan sharaf (al-jurumiyah, al-imrithy, dan ibn aqil/alfiyah) serta kitab-kitab lainnya sehingga metode dan keratifitas guru menjadikan penentu tercapainya tujuan pendidikan.
References
ndi Prastowo, 2011. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Persepektif Rancangan Penelitian. Yogyakarta: Ar- Ruz Media.
Agung Nugroho, 2008. Pengaruh Pendidikan, Disiplin dan Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan pada Pt. Kudus Karya Prima. Universitas Muria Kudus tidak dipublikasikan.
Abdul Majid dan Dian Andayani, 2011. Pendidikan Karakter. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Anas Sudjiono, 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Cresswell, 2008. Research Design, Yogyakarta, Pustaka Belajar diterjemahkan oleh Achmad Fawaid
Dapartemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Terjemah, Edisi Tahun 2002
Depertemen Pendidikan Nasional, 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Balai Pustaka, Jakarta
Imam Ahmad Ibnu Nizar, 2009. Membentuk dan Meningkatkan Disiplin Anak Sejak Dini. Diva Press. Jogjakarta.
John Pearce, Dr., 1995. Bagaimana Perilaku yang Buruk. Penerbit Bina Rupa Aksara. Jakarta.
Jefkins, Frank, 1995. Periklanan. Erlangga. Jakarta.
Mulyasa, 2005. Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Remaja Rosdakarya, Bandung
M. Ngalim Purwanto, 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. PT Rosdakarya. Bandung.