PEMANFAATAN BUNGA LAVENDER UNTUK PENCEGAHAN MALARIA PADA IBU HAMIL
Keywords:
Malaria, Lavender, Plasmodium, Nyamuk AnophelesAbstract
Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Ada 2 jenis makhluk yang berperan besar dalam penularan malaria yaitu parasit malaria (yang disebut Plasmodium) dan nyamuk anopheles betina. Plasmodium terbagi dalam empat jenis spesies di dunia yang dapat menginfeksi sel darah merah manusia. Penyakit Malaria sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penggunaan insektisida nabati banyak memberikan keuntungan diantaranya ramah lingkungan, tidak memberikan dampak buruk pada kesehatan dan bahan dasar ada di sekitar pemukiman. Berdasarkan banyaknya keuntungan yang didapatkan, maka dipandang perlu untuk mencari insektisida nabati sebagai repelen untuk menolak gigitan nyamuk penular penyakit. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan. Menurut penelitian yang dilakukan Geetha dan Roy (2014) membuktikan bahwa Lavender efektif sebagai repelan. Hal ini dikarenakan bunga lavender memiliki zat linalool yang tidak disukai nyamuk. Senyawa tersebut adalah limonen, selain aromanya yang tidak disukai nyamuk juga dapat mengiritasi nyamuk. Hasil Uji Ekstrak daun lavender dosis 100 % mampu menolak 72,0% gigitan nyamuk selama 1 jam, 55,3% selama 2 jam, 30,4% selama 3 jam, 22,5% selama 4 jam, 21,6% selama 5 jam, dan 1,9% selama 6 jam. Daya tolak terhadap gigitan nyamuk karena adanya zat aktif yang ada daun terdiri dari linalool dan linalool asetat yang dikenal sebagai anti serangga
References
Aji,M.T. “Teknik Ekstraksi dan Aplikasi Beberapa Pestisida Nabati Untuk Menurunkan Palatabilitas Ulat Grayak (Spodoptera litura Fabr.) di Laboratorium.”Bulletin Teknik Pertanian.Vol.15. No.1.Tahun 2010.
Damar Tri Boewono dan Hasan Boesri. Pedoman teknis Uji Insektisida. Balai Besar Penelitian dan pengembangan vektor dan reservoir penyakit. Salatiga. 2009.
Dodia,D.A, I.S. Patel and G.M.Patel. Botanical Pes- ticides for Pest Management. Scientific Publisher. India.2008.
Kardinan, A. Tanaman Pengusir dan Pembasmi Nyamuk.
Agromedia Pustaka. Bogor.2003.
Kemenkes. R.I. Tinjauan hasil penelitian Tanaman obat di berbagai institusi. Pusat penelitian dan pengembangan farmasi. Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan .1996
Kemenkes RI. R.I. Parameter standar umum ekstrak tumbuhan obat. Direktorat Jendral Pengawasan obat dan makanan. Direktorat pengawasan obat tradisional. Jakarta 2000.
Kemenkes. R.I. Rencana Strategis Program Pembe- rantasan Penyakit Bersumber Binatang (PPBB). Ditjen PPM dan PLP. Jakarta. 2000.
Rudy C. Tarumingkeng. Pengantar Toksikologi Insek- tisida. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. 1989
Raina. Ensiklopedi Tanaman Obat untuk kesehatan.Cetakan 1. Yogyakarta Absulut.2011
Sastrohamidjojo, H. “Kimia Minyak Atsiri.” Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.2004 Sugati,S,S. dan Johny R,H. “Inventarisasi Tanaman Obat Indonesia.” Depkes RI.1991.
Susanti,L dan Hasan B.”Toksisitas Biolarvasida Ekstrak Tembakau dibandingkan Dengan Ekstrak Zodia Terhadap Jentik Vektor DBD. Vol 1, Media Litbang.2012
WHO. Instructions for determining the susceptibility or resistance of adult mosquitoes to organochlorine organophosphate and carbamate insecticides. Diagnostic Test WHO/VBC/81.806.1981.