JASA LINGKUNGAN WISATA ALAM DI KAWASAN TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MATRA KABUPATEN LOMBOK UTARA SEBAGAI OBYEK WISATA BERKELANJUTAN
DOI:
https://doi.org/10.53625/jirk.v2i8.4773Keywords:
Payment For Ecosystem Service, Pariwisata Berkelanjutan.Abstract
Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra terdiri dari 3 wilayah yaitu TWP Gili Meno, Air dan Trawangan. Wilayah tersebut memiliki luas 2.954 hektar, yang terdiri luas perairan menurut Rencana Pengelolaan dan Zonasi Taman Wisata Perairan (TWP) Gili Matra (Gili Ayer, Gili Meno dan Gili Trawangan) mencapai seluas 2.273,56 hektar. Hal tersebut menunjukkan bahwa TWP Gili Matra memiliki sumberdaya yang potensial termasuk terumbu karang, lamun, mangrove, sumberdaya ikan, dan potensi sosial budaya. Kawasan Taman Wisata Perarian (TWP) Gili Matra ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan potensi besar yang dimiliki. Potensi ekologi di Kawasan TWP Gili Matra berkaitan erat dengan pengembangan dan potensi sebagai wisata alam perairan yaitu dapat dilihat dari potensi sumberdaya. Sumberdaya alam dan lingkungan pesisir dan laut yang terdapat di Kawasan TWP ini diantaranya adalah ekosistem mangrove, lamun, terumbu karang dan perairan. Luas ekosistem pesisir dan laut menurut data base dari BKKN Kupang (2020) masing-masing mencapai seluas 4,356 hektar mangrove, 132,66 hektar lamun, dan 186,56 hektar terumbu karang.
References
Allendorf, T. D., & Yang, J. (2013). The role of ecosystem services in park–people relationships: The case of Gaoligongshan Nature Reserve in southwest China. Biological Conservation, 167(0), 187-193. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.biocon.2013.08.013
Bachmann, T. & J.V. Kamp. (2017). Expressing air pollution-induced health-related externalities in physical terms with the help of DALYs. Environment International, 39–50.
Bremer, L. L., Farley, K. A., Lopez-Carr, D., & Romero, J. (2014). Conservation and livelihood outcomes of payment for ecosystem services in the Ecuadorian Andes: What is the potential for ‘win–win’? Ecosystem Services, 8(0), 148-165. doi:http://dx.doi.org/10.1016/j.ecoser.2014.03.007
Danida. (2011). Protokol Pembayaran Jasa Lingkungan (PJL) (Protocol of Payment For Environmental Services). Bogor: LPM EQUATOR.
Dispenda. (2015). Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Lombok Utara. Tanjung: Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Lombok Utara.
Economic and Social Commission for Asia Pacific (ASCAP), 2009. Kebijakan sosial ekonomi inovatif untuk meningkatkan kinerja lingkungan: Imbal jasa lingkungan. Publikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Hak cipta© Perserikatan Bangsa-Bangsa 2009 ST/ESCAP/2560.
ESSCAP.2009. Kebijakan sosial ekonomi inovatif untuk meningkatkan kinerja lingkungan: Imbal jasa lingkungan. Publikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa Hak cipta© Perserikatan Bangsa-Bangsa 2009 ST/ESCAP/2560
ICRAF. gagasan kebijakan Konsep Jasa Lingkungan dan Pembayaran Jasa Lingkungan Di Indonesia. LPM-EQUATOR. 2011. Loaporan proses Pengembangan Mekanisme PES. Bogor
Ferraro, P. J. Pattanayak, S. K., Wunder, S., (2010). Show me the money: do payments supply environmental services in developing countries? Review of environmental economics and policy, 4(2), 254-274. doi:10.1093/reep/req006.
Solihin, Kusmastanto, T. Fauzi A.2019. Kontribusi Payment For Environment Services (Pes) Terhadap Keberlanjutan Wisata Selam Di Kawasan Konservasi Laut Gili Matra. Jurnal Kebijakan Sosek KP Vol.9 No.2, Desember 2019:117-128
TEEB, 2010. The economics of ecosystems and biodiversity: ecological and economic foundations. UNEP/Earthprint
Millennium Ecosystem Assessment, 2005. Ecosystems and Human Well-being: a Framework for Assessment. Millennium Ecosystem Assessment, Washington DC.
Wunder, S., 2005. Payments for environmental services: some nuts and bolts. CIFOR Occasional Paper no. 42. CIFOR, Bogor, Indonesia, p. 24p.
Wunder, S., 2015. Revisiting the concept of payments for environmental services. Ecological Economics 117, 234-243