HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KECUKUPAN ASUPAN PROTEIN PADA BALITA
DOI:
https://doi.org/10.53625/jirk.v5i4.11107Abstract
Balita sedang mengalami masa pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga mereka membutuhkan gizi yang tepat, termasuk protein. Kekurangan asupan protein dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan, penurunan daya tahan tubuh, dan keterlambatan perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan keukupan asupan protein pada balita di wilayah kerja puskesmas Tembilahan Kota. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan subjek berjumlah 59 orang yang dipilih secara teknik accidental. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner. Berdasarkan analisis data, didapatkan bahwa sebagian besar tingkat pendidikan ibu (32,8%) adalah SD/MI dan terendah Tidak Sekolah (5.2 %), pendapatan keluarga tertinggi pada kategori sedang (51.7%), asupan protein tertinggi kategori tinggi (62.1%). Hasil uji statistik Chi-Squere menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan kecukupan asupan protein (p= 0,087 dan 0,828).
References
Anggraeni, D. A., Ruwiah, R., & Kohali, R. E. S. O. (2023). Hubungan pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan asupan energi–protein dengan status gizi balita 1 5 tahun di Puskesmas Benu Benua Kota Kendari. Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan pendapatan berhubungan, namun sebaliknya pendidikan gizi tidak berpengaruh terhadap status gizi balita.
Depkes RI. (2018). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.
Febriana (2017). Hubungan antara pendapatan keluarga, pendidikan ibu, dan asupan energy–protein dengan status gizi anak usia 3 5 tahun pekerja pabrik tahu JL. Tidak ditemukan hubungan antara pendapatan dan asupan protein (P ≥ 0,05) dengan status gizi.
Fitriani, R., dan Mulyani, S. (2020). Hubungan pendapatan keluarga dengan tingkat konsumsi protein anal balita. Jurnal Gizi dan Kesehatan, 12(2), 85-92.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Badan Litbangkes.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulilowati, D., Rahmawati, F., Handayani, T. (2021). Hubungan pendapatan keluarga dan pengetahuan gizi ibu dengan status gizi balita. Media gizi indonesia, 16(1), 55-62.
UNICEF. (2021). Improving Young Children’s Diets During the Complementary Feeding Period. New York: UNICEF.
Waryana. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Yogyakarta: Nuha Medika.
WHO. (2020). Feeding and Nutrition of Infants and Young Children: Guidelines. Geneva: World Health Organization.
Istiqomah, A., Masmur, K., Amalia, RA., Tiawati, S. (2024).Peran Gizi Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Balita. Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Gizi, Vol. 2, No. 2, p. 67-74.
Budiono, JS., Sukandar, D., & Putri, M. Hubungan Pendapatan dengan Pengeluaran Pangan dan Tingkat Kecukupan Energi Protein pada Rumah Tangga Desa Babakan. Jurnal Gizi Diedetik, Vol. 4, No. 1, P. 52-58.
Fayola, D., Zuraida, R., Jausal, AN., & Darwis, I. (2025). Hubungan Tingkat Pendidikan Akhir Ibu Terhadap Status Gizi Balita (BB/TB). Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Vol. 7, No. 2, P. 943-954.
Mulyani, TS., Heryatno, Y., & Fahrezi, HFJ. (2025). Tingkat Pendidikan Ibu, Tingkat Kecukupan Protein, dan Status Gizi Remaja di Desa Babakan. Jurnal Gizi Dietetik. Vol. 4, No. 1, P. 59-64.
Muaris, H. (2006). Bekal Sekolah Untuk Anak Balita. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.









