ANALISIS MORFOMETRIK TERNAK ENTOK (Cairina moschata) DI DESA BINJAI KECAMATAN TEBING SYAHBANDAR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Authors

  • Josua Jelentik Sibagariang Program Studi Peternakan,Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Indonesia
  • Adhona Bhajana Wijaya Negara Program Studi Peternakan,Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, Indonesia

Keywords:

Entok, Cairina Moschata, Morfometrik

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman fenotipik entok (Cairina moschata) berdasarkan morfometrik di Desa Binjai, Kecamatan Tebing Syahbandar, Kabupaten Serdang Bedagai. Metode penelitian menggunakan random sampling dengan jumlah sampel 91 ekor entok yang dihitung menggunakan rumus Slovin dari populasi sebanyak 930 ekor. Parameter yang diukur meliputi panjang leher, panjang paruh, panjang badan, panjang sayap, panjang paha/femur, panjang jari ketiga, dan bobot badan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa entok jantan memiliki ukuran morfometrik yang lebih besar dibandingkan entok betina. Rata-rata panjang leher entok jantan 17,68±0,98 cm dan betina 9,01±0,62 cm, panjang paruh jantan 5,65±0,35 cm dan betina 4,81±0,31 cm, panjang badan jantan 25,86±0,86 cm dan betina 23,22±1,02 cm, panjang sayap jantan 27,50±1,24 cm dan betina 21,76±1,05 cm, panjang paha jantan 8,72±0,44 cm dan betina 8,59±0,35 cm, panjang jari ketiga jantan 7,8±0,26 cm dan betina 6,40±0,65 cm, serta bobot badan jantan 3,45±0,20 kg dan betina 1,99±0,28 kg. Koefisien keragaman tertinggi terdapat pada bobot badan entok betina sebesar 0,145, sedangkan yang terendah pada panjang badan entok jantan sebesar 0,033. Penelitian ini memberikan informasi dasar tentang karakteristik morfometrik entok yang dapat digunakan untuk pengembangan ternak entok di wilayah tersebut

References

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2010. Budidaya Ternak Entok. BPTP, Jakarta.

Brahmantiyo, B., L.H. Prasetyo, A.R. Setioko dan R.H. Mulyono. 2003. Pendugaan jarak genetik dan faktor peubah pembeda galur itik (Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan) melalui analisis morfometrik. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 8(1): 1-7.

Fatmarischa, N., Sutopo, dan S. Johari. 2013. Ukuran tubuh entok di tiga kabupaten Provinsi Jawa Tengah. Sains Peternakan. 11(2): 106-112.

Ismoyowati, I., T. Yuwanta, J.H.P. Sidadolog, and S. Keman. 2018. Performance and genetic parameter estimation of body weight and egg production traits in Indonesian Muscovy ducks. Asian Journal of Poultry Science. 12(1): 1-7.

Meulen, S.J. dan G.D. Dikken. 2004. Duck Keeping in The Tropics. Agromisa Foundation, Wageningen.

National Department of Agriculture. 2011. Duck Production. Resource Centre Directorate Agricultural Information Services, Pretoria.

Nei, M. 2005. Bottlenecks, genetic polymorphism and speciation. J. Genetics. 156:157-158.

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta, Bandung.

Yakubu, A. 2011. Discriminate analysis of sexual dimorphism in morphological traits of African Muscovy ducks. Arch. Zootec. 60 (232): 1115-1123.

Yakubu, A. dan S.B. Ugbo. 2011. An assessment of biodiversity in morphological traits of Muscovy ducks in Nigeria using discriminant analysis. International Conference on Biology, Environment and Chemistry IPCBEE vol. 1, IACSIT Press, Singapore.

Downloads

Published

2025-06-01

How to Cite

Josua Jelentik Sibagariang, & Adhona Bhajana Wijaya Negara. (2025). ANALISIS MORFOMETRIK TERNAK ENTOK (Cairina moschata) DI DESA BINJAI KECAMATAN TEBING SYAHBANDAR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI. Journal of Innovation Research and Knowledge, 5(1), 825–830. Retrieved from https://mail.bajangjournal.com/index.php/JIRK/article/view/10421

Issue

Section

Articles