HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DALAM DETEKSI TUMBANG BALITA DAN EDUKASI KESEHATAN LINGKUNGAN BAGI KELUARGA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA
DOI:
https://doi.org/10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v2i12.6388Keywords:
Tumbuh Kembang, Pemenuhan Gizi Seimbang Balita, Kejadian Sunting,Edukasi Kesehatan Lingkungan,, Deteksi Dini Kejadian Stunting,Abstract
Stunting adalah balita yang memiliki status gizi kurang baik yang diukur panjang atau tinggi badan menurut umur jika dibandingkan pada standar buku WHO (World Health Organization), balita dikatakan pendek jika nilai Z-score nya panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari -2 SD (stunted) dan kurang dari -3 SD (severely stunted). Kehadiran kader posyandu berperan penting untuk mencegah dan dalam menanggulangi stunting di masyarakat dan tentunya tenaga kesehatan menjadi garda terdepan. kegiatan ini sangatlah bertujuan untuk memberikan edukasi secara holistic dan kontinyu oleh tenaga kesehatan kepada para kader posyandu mengenai tumbuh kembang, dan edukasi kesehatan lingkungan bagi keluarga sebagai upaya pencegahan stunting,dengan menggunakan metode adalah secara edukasi melalui ceramah dan diskusi, praktik simulasi, serta pendampingan kader ke keluarga balita stunting.Kegiatan diikuti oleh 25 orang kader posyandu yang ada di wilayak kerja Puskesmas manonjaya. kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan oleh tenaga kesehatan dan kader kepada 30 orang ibu balita stunting. sebagai salah satu upaya pencegahan dan penanganan stunting.Stunting merupakan salah satu target Sustainable Develompment Goald (SDGs) yang termasuk pada tujuan pembangunan kesehatan. Upaya pencegahan untuk menurunkan prevalensi stunting pada balita berupa pemaantauan tumbuh kembang. Metode penelitian yang digunakan analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian adalah semua Ibu yang mempunyai anak balita yang mengalami stunting di wilayah kerja puskesmas manonjaya . Teknik sampling menggunakan Total Sampling sejumlah 30 orang ibu balita stunting. Hasil responden Sebagian besar usia reproduktif antara 20 – 35 tahun sebanyak 75,75%, rata rata Pendidikan lulusan SMA sebanyak 55,48%, dan tidak bekerja sebanyak 88,80%, dilihat dari riwayat obstetric hampir rata rata ibu mempunyai 2 anak sebanyak 48,25%. Tingkat pengetahuan ibu tentang memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 80%. sedangkan edukasi Kesehatan lingkungan yaitu 80,7%., dari analisis statistic terdapat hubungan antara pengetahuan kader dalam deteksi tumbang balita dan edukasi Kesehatan lingkungan bagi keluarga sebagai Upaya pencegahan stunting yang ditunjukkan dengan nilai sig 0,09 (> 0,05).
References
Ana , S. Milah. 2019. Nutrisi Ibu dan Anak, Gizi Untuk Keluarga. Edu Publisher.s
Ana , S. Milah. 2022. Pendidikan dan Promosi Kesehatana. Edu Publisher.s
Aman, B Pulungan. 2020. Auxology, Kurva Pertumbuhan, Antropometri dan Pemantauan Pertumbuhan. Vol.22 (2). Jurnal Sari Pediatri Jakarta: 123-30 Adriyani, Merryana. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan Edisi Cetakan Ke 3.Prehadamedia Group: Jakarta.
Aprillia, dkk. 2020. Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita (MP-ASI).
Audyla, dkk. 2020. Pengaruh Pengetahuan Ibu dan Pola Pemberian
Atikah, dkk. 2020 . Studi Guide-Stunting dan Upaya Pencegahannya Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. CV Mine: Yogyakarta.
Depkes RI. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2017. 100 Kabupaten/Kota untuk Intervensi anak Kerdil (Stunting) Vol.2.
Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2020 . Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2020 . Riset Kesehatan Dasar. Badan Penerbit dan Pembangunan Kesehatan.Jakarta.
Depkes RI. 2020. Angka Stunting Harus Dibawah 680 Ribu Kejadian. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. 2020. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. Dinas Kesehata Kabupaten Tasikmalaya.
Donsu, Jenita Doli Tine. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Pustaka Baru Press: Yogyakarta
Aman, B Pulungan. 2020. Auxology, Kurva Pertumbuhan, Antropometri dan Pemantauan Pertumbuhan. Vol.22 (2). Jurnal Sari Pediatri Jakarta: 123-30 Adriyani, Merryana. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan Edisi Cetakan Ke 3.Prehadamedia Group: Jakarta.
Aprillia, dkk. 2020. Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang Balita (MP-ASI).
Audyla, dkk. 2020. Pengaruh Pengetahuan Ibu dan Pola Pemberian
Gizi Seimbang Terhadap Status Gizi Bayi usia 6-12 Bulan Di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Artikel Ilmiah. Universitas Islam Malang.
Atikah, dkk. 2020 . Studi Guide-Stunting dan Upaya Pencegahannya Bagi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. CV Mine: Yogyakarta.
Depkes RI. 2017. Gizi dalam Daur Kehidupan. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2017. 100 Kabupaten/Kota untuk Intervensi anak Kerdil (Stunting) Vol.2.
Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2020 . Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2020 . Riset Kesehatan Dasar. Badan Penerbit dan Pembangunan Kesehatan.Jakarta.
Depkes RI. 2020. Angka Stunting Harus Dibawah 680 Ribu Kejadian. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2021. Profil Kesehatan. Bandung: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. 2021. Laporan Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya. Dinas Kesehata Kabupaten Tasikmalaya.
Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan: Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Kementeri Kesehat RI. 2018.
Solehati T, Lukman M, Kosasih CE. Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Perbaikan Gizi Balita. Media Karya Kesehat. 2018.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Jurnal Cakrawala Ilmiah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.