KEBERLANGSUNGAN HIDUP KARANG TRANSPLANTASI DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PADA KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI TAMAN WISATA ALAM LAUT (TWAL) PULAU SATONDA
DOI:
https://doi.org/10.53625/jabdi.v1i6.551Keywords:
Keberlangsungan Hidup Karang, Pendapatan Masyarakat, Pemberdayaan Masyarakat, dan Taman Wisata Alam LautAbstract
Ekosistem bawah laut juga disebut sebagai ekosistem bahari sudah menjadi tempat intraksi seluruh komponen biota laut mulai dari planton hingga terumbu karang. Namun saat ini kondisi ekosistem bawah laut cukup memprihatinkan, dimana ada sekitar 70% terumbu karang Indonesia dalam kondisi rusak dan 30% dalam kondisi baik. Hal ini adalah bagian dari dampak dari penggunaan tehnologi tangkapan yang merusak (Destruktif Fishing) oleh masyarakat yang ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Maka dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini melakukan upaya pengembalian fungsi ekologis terumbu karang sebagai penyanga ekosistem bawah laut menggunakan metode transplantasi yang terdiri dari bahan yaitu media rak besi, substrak, jaring nilon, dan pipa paralon, dengan pendekatan eksperimen lapangan. Adapun bibit karang yang digunakan dalam uji coba tersebut adalah jenis acropora. Dengan hasil pertumbuhan karang selama 1 tahun pelaksanaan pengabdian masyarakat tersebut 4,8 cm pada jenis Acropora Sp. dengan rata-rata masig-masing pertumbuhan perbulan 0.4 cm. Dan adapun dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar terutama desa labuhan kenanga dari kegiatan pemberdayaan tersebut yaitu ada peningkatan pendapatan masyarakat yang cukup signifikan antara lain Jasa Wisata dan pendapatan Usaha Masyarakat Dari Usaha Kecil Menengah (UMKM) sekitarnya
References
Bengen, D.G. (2002) Sinopsis Ekosistem Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut serta Prinsip Pengelolaannya, Bogor, Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
Biddulph, R. (2015) Annals of Tourism Research Limits to Mass Tourism’s effects in rural peripheries, annals of Tourism Research. Elsevier Ltd,50,pp. 98-112
Clark, S. and Edward, J. (1995). Coral Transplatation: A Usefull Management Tool or Misguided. Mar Poll Bull.
Dicky, S. dkk. (2017). Dampak Aktivitas Masyarakat Terhadap Ekosistem Terumbu Karang di Perairan Pesisir Dusun Katapang Kabupaten Seram Bagian Barat. Jurnal Triton. Vol. 13 No. 2
Desi, A,. (2014). Pengaruh Sektor Pariwisata Terhadap Perekonomian dan Keruangan Kota Bukittinggi (Pendekatan Analisis Input Output), Jurnal Wilayah Dan Lingkungan Vol.2 No.3
Edwards, A. J. & Gomez, E. D. (2008). Reef Restoration Concepts and Guidelines: Making Sensible Management Choices In The face of uncertainty. Diterjemahkan oleh Yayasan Terumbu Karang Indonesia
Huasin, L. (2010). Identifikasi alat penangkapan ikan ramah lingkungan di kawasan konservasi laut pulau pombo provinsi maluku. Jurnal agrika UMMU-Ternate. Vol. 3 No.2
Harrison, P. L. and C. C. Wallace. (1990). Reproduction, Dispersal and Recruitmen of Scleractinian Coral. Coral Reefs. 2: 187 – 206.
Margono, W. (2009). Perkembangan dan Pertumbuhan Karang Jenis Lobophyllia hemprichii Yang Ditransplantasikan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta [Skripsi]. FPIK, IPB, Bogor.
Mann, K.H. (2000). Ecology of Coastal Waters. Blackwell Scientific, Inc., Massachusetts
Monk,A.K., Y. Defretes dan J.Tirtosudarmo. (1998). Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Prenhalindo. Jakarta.
Ofri, J. dkk.(2002). Tingkat Keberhasilan Transplantasi Karang Batu Pada Lokasi Berbeda Digugusan Pulau Pari kepulauan Seribu Jakarta. Thesis (Tidak Dipublikasikan). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rudianto, M. E. (2007). Keindahan yang Belum Terjaga. COREMAP II. Jakarta
Soong, K. and Chen. T. (2003). Coral Transplantation: Regeneration and Growth of Acropora Fragments in a Nursery. Restoration Ecology.
Sadarun. (1999). Transplantasi Karang Batu Di Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Tesis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Timotius, S. (2003). Biologi Terumbu Karang. Makalah Training Course. Yayasan Terangi.
Thamrin. (2006). “Karang” Biologi Reproduksi dan Ekologi. Minamandiri Pres, Pekanbaru