TINGKAT MOTIVASI BEROLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUBANG
DOI:
https://doi.org/10.53625/jabdi.v2i9.4776Keywords:
motivasi, olahraga, SMAN 1 SubangAbstract
Berdasarkan permasalahan yang ada di lapangan diduga siswa yang belajar dijurusan IPA kurang antusias dalam proses belajar penjas dibandingkan jurusan IPS, hal ini terlihat dari kurangnya perhatian siswa dalam memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran penjas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah perbedaan motivasi belajar penjas antara jurusan IPA dengan jurusan IPS di SMA Negeri 1 Subang. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen (ex post facto) dengan desain komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA dan XII IPS SMA Negeri 1 Subang yang berjumlah 364 siswa dengan sampel yang diambil sebanyak 20% dari populasi yaitu 69 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket motivasi reabilitasnya sebesar 0.902. Dalam penelitian ini uji hipotesis menggunakan rumus independent sample t-test dengan hasil 0,002 < 0,05 maka dengan hasil tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar penjas jurusan IPA dengan jurusan IPS di SMA Negeri 1 subang.
References
Amir, M. 1999. Prinsip-prinsip Belajar Siswa. Jakarta: Bina Aksara.
Anni, C. T, dkk. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Aprilia, A. T. & Hartati, S. C. Y. (2014). Perbedaan Motivasi Belajar Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Pada Siswa Jam Pembelajaran ke 1 dan 2 Dengan Jam ke 5 dan 6. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. 2 (2), 461 – 464.
Arikunto, S. (2001). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Asy’ari, M. (2006). Penerapan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sains. Yogyakarta: Universitas Sunata Dharma
Azizah, l. M. (2016). Efektivitas Pembelajaran Menggunakan Permainan TradisionaI Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Materi Gaya Di Kelas IV Min Ngronggot Nganjuk. Jurnal Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan, 16(2), 279–308.
Bundu, P. (2006). Penelitian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas.
Camire, et al. (2017). A Comparative Analysis of Physical Education and Non-Physical Education Teachers Who Coach High School Sport Teams. International Journal of Sports Science & Coaching. 0(0), 1–8.
Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, S. B. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dobrescu, dkk (2013). A Comparative Study on The Creative Conduct of the Future Physical Education and Sports Teacher. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 93, 825 – 830.
Emda, A. (2018) Kedudukan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran. Lantanida Journal, 5, (2): 172–182.
Fauziah, A., Rosnaningsih, A., & Azhar, S. (2017). Hubungan antara motivasi belajar dengan minat belajar siswa SDN Poris Gaga 05 Kota Tangerang. Jurnal JPSD (Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar). 4(1): 47. [Online]. Tersedia: https://doi.org/10.26555/jpsd.v4i1.a9594 [14 Juni 2021]
Febriani, R.D, dkk (2016). Perbedaan Aspirasi Karier Siswa ditinjau dari Jenis Kelamin, Jurusan, dan Tingkat Pendidikan Orangtua serta Implikasinya terhadap Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Konselor, 5 (3): 160-171. Tersedia: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor [14 Juni 2021]
Fitiani, M. A. (2011) Perbedaan Tingkat Stres Pada Siswa Kelas XI Jurusan IPA Dengan Jurusan IPS di SMA N 2 Sukoharjo. [Online]. Tersedia: http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/16169 [14 Juni 2021]
Gunarsa, S. D. (2004). Psikologi Olahraga. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Gunawan, R. (2011). Pendidikan IPS Filosofi, Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta
Hamalik, O. (1983). Metodologi Melajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Jakarta: Tarsito.
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Hasan, S.H. (1996). Pendidikan Ilmu Sosial. Jakarta, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik, Dirjen Dikti, Depdikbud.
Heiman & Kariv. (2005). Task-Oriented versus Emotion-Oriented Coping Strategies: The Case of College Students. College Students Journal, 39 (1): 72 – 89.
http://sman1subang.sch.id/html/index.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20singkat
Kristiyandaru, A. (2010). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Machali, I. (2015). Statistik Itu Mudah. Yogyakarta: Lembaga Ladang Kata.
Maksum, A. (2012). Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa University Press.
Mardiana, dkk. (2008). Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mulyanto, R. (2016). Belajar dan Pembelajaran Penjas. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang.
Mulyasa, E (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Nishida, T. & Isogai, H. (2007). Cross-Cultural Comparison of Motivation to Learn in Physical Education: Japanese Vs Swedish Schoolchildren. Psychological Reports. 101, 597-613.
Nur, M. 1987. Keterampilan Proses Belajar IPA dan Hakekat Pelajaran. Dirjen Dikdasmen, Jakarta.
Nurhasan, dkk. (2005). Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani.Unesa University Pers.
Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif: ZIFATAMA PUBLISHING
Purwanto, N. (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Putra, S. R. (20013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta: Diva Press.
Rahayu, E. T. (2013). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta.
Rahmawan, E. F. (2013). Perbandingan Minat Kelas IPA Dan Kelas IPS Terhadap Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, Dan Kesehatan Di SMA. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 1 (1), 107-112.
Risyanto, A (2014). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran “Play-Teach-Play” Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar Pendidikan Jasmani. [Online]. Tersedia: http://repository.upi.edu/id/eprint/16978.
Rosdiani, D. (2012). Perencanaan PembeIajaran DaIam Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Bandung: AIfabeta.
Sapriya. (2009). Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Sardiman, A. M. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Savage & Armstrong. (1996). Efective Teaching in Elementary Social Studies. USA: Prentice Hall.
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Solihatin, dkk. (2009). Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N. S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sumantri, M. N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003. Surabaya: Usaha Nasional.
Uno, H. B. (2011). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
vivin, dkk. (2019). Kecemasan dan Motivasi Belajar. Jurnal Psikologi Indonesia. 8(2): 240-257. [Online]. Tersedia: http://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/persona [14 Juni 2021]
Winkel, W. S. (2005). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Yudhasatria, E. & Sudrajat, A (2018). Comparison of Indonesian History Learning Model Science Class and Social Class in Senior High School. Advances in Social Science, Education and Humanities Research, 305. ICEBESS 2018.