PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT BUDDHA MELALUI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MINUMAN JAHE KELOR PADA UMAT BUDDHA DI DESA TUNAHAN KECAMATAN KELING KABUPATEN JEPARA JAWA TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.53625/jabdi.v1i11.1858Keywords:
Daun Kelor, Jahe, Ekonomi Kreatif, Pengembangan Uasaha KecilAbstract
Tanaman kelor dan jahe merupakan tanaman yang sangat potensi dapat tumbuh subur di desa Tunahan Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Masyarakat daerah tersebut sebagian besar juga bermata pencaharian sebagai petani. Melalui usaha minuman herbal yang bahan bakunya jahe dan kelor sangat potensi untuk dikembangkan dan mudah dipasarkan. Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan cara pelatihan memberikan keterampilan kepada umat buddha di desa Tunahan, Kecamatan Keling Kabupaten Jepara Pelatihan ini menggunakan ahli dalam bidang masing-masing. Pengabdian Masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan umat bidang ekonomi, bagi umat beragama Buddha. Kegiatan Pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi bekal unutk memenuhi nutrisi keluarga dalam menjaga imun tubuh khususnya dan untuk masyarakat luas pada umumnya. Dengan adanya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dengan pendampingan produksi dan pemasaran dari teh jahe kelor dapat meningkatkan perekonomian dari umat Buddha di Desa Tunahan
References
Departemen Perdagangan RI. 2008. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2025. Jakarta: Departemen Perdagangan.
Departemen Perdagangan RI. 2009. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014. Jakarta: Departemen Perdagangan.
Departemen Perdagangan RI. 2009. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2025. Jakarta: Departemen Perdagangan
Departemen Perdagangan RI. 2009. Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014. Jakarta: Departemen Perdagangan.
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. Jakarta: Salemba Empat. Sinopsis (cover belakang).
UNDP-UNCTAD. 2008. Creative Economy Report. AS: United Nations. Dalam buku Ekonomi Kreatif EKONOMI BARU: Mengubah Ide dan Menciptakan Peluang. 2013.
Gillian dan Goegre Yule Brown. 1996. Discourse Analysis: Analisis Wacana (diIndonesiakan oleh I Soetikno). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Daniel Sukalele, “Pemberdayaan Masyarakat Miskin di Era Otonomi Daerah”, dalam wordpress.com/about/pemberdayaan-masyarakat-miskin-di-era-otonomi-daerah diakses tgl. 15 maret 2016
Depdiknas, 2003, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Balai Pustaka
I Nyoman Sumaryadi, 2005. Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan Pemberdayaan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Citra Utama
Permendagri RI Nomor 7 Tahhun 2007 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat, Bandung : Fokus Media
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,2002, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka
Sarada, Weragoda. 1994. Treasury of Truth: Dhammapada (diterjemahkan oleh Surya Widya). Jakarta: Yayasan Abdi Dhamma Indonesia
Ambar S Teguh. 2004, Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gaya Media.
Moelyono, Mauled. 2010. Menggerakan EKONOMI KREATIF Antara Tuntunan dan Kebutuhan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Yeti Mulyati, dkk. 2009. Bahasa Indonesia: Jakarta: Universitas Terbuka.